Sabtu, 20 Juli 2019

Al habib munzir bin fuad al musawa sang pendiri mezlis rasulullah SAW



Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas cianjur jawa barat.”

Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H.
Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syariah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun,

disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur’an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.

saya adalah seorang anak yg sangat dimanja oleh ayah saya, ayah saya selalu memanjakan saya lebih dari anaknya yg lain, namun dimasa baligh, justru saya yg putus sekolah, semua kakak saya wisuda, ayah bunda saya bangga pada mereka, dan kecewa pada saya, karena saya malas sekolah, saya lebih senang hadir majelis maulid Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin Hud Alalttas, dan Majelis taklim kamis sore di empang bogor,
 masa itu yg mengajar adalah Al Marhum Al Allamah Alhabib Husein bin Abdullah bin Muhsin Alattas dg kajian Fathul Baari.

sisa hari hari saya adalah bershalawat 1000 siang 1000 malam, zikir beribu kali, dan puasa nabi daud as, dan shalat malam berjam jam,

saya pengangguran, dan sangat membuat ayah bunda malu.
ayah saya 10 tahun belajar dan tinggal di Makkah, guru beliau adalah Almarhum Al Allamah Alhabib Alwi Al Malikiy, ayah dari Al Marhum Al Allamah Assayyid Muhammad bin Alwi Al Malikiy, ayah saya juga sekolah di Amerika serikat, dan mengambil gelar sarjana di New york university.

almarhum ayah sangat malu, beliau mumpuni dalam agama dan mumpuni dalam kesuksesan dunia, beliau berkata pada saya : kau ini mau jadi apa?,
 jika mau agama maka belajarlah dan tuntutlah ilmu sampai keluar negeri, jika ingin mendalami ilmu dunia maka tuntutlah sampai keluar negeri, namun saranku tuntutlah ilmu agama, aku sudah mendalami keduanya, dan aku tak menemukan keberuntungan apa apa dari kebanggaan orang yg sangat menyanjung negeri barat, walau aku sudah lulusan New York University, tetap aku tidak bisa sukses di dunia kecuali dg kelicikan, saling sikut dalam kerakusan jabatan, dan aku menghindari itu.

maka ayahanda almarhum hidup dalam kesederhanaan di cipanas, cianjur, Puncak. Jawa barat, beliau lebih senang menyendiri dari ibukota, membesarkan anak anaknya, mengajari anak2nya mengaji, ratib, dan shalat berjamaah.

namun saya sangat mengecewakan ayah bunda karena boleh dikatakan : dunia tidak akhiratpun tidak.

namun saya sangat mencintai Rasul saw, menangis merindukan Rasul saw, dan sering dikunjungi Rasul saw dalam mimpi, Rasul saw selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut beliau saw, dan berkata wahai Rasulullah saw aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa dg mu.., ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini,,, Rasul saw menepuk bahu saya dan berkata :
munzir, tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa dgn ku..,

maka saya terbangun..
akhirnya karena ayah pensiun, maka ibunda membangun losmen kecil didepan rumah berupa 5 kamar saja, disewakan pada orang yg baik baik, untuk biaya nafkah, dan saya adalah pelayan losmen ibunda saya.
setiap malam saya jarang tidur, duduk termenung dikursi penerimaan tamu yg cuma meja kecil dan kursi kecil mirip pos satpam, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, melamun, berdzikir, menangis dan shalat malam demikian malam malam saya lewati,

siang hari saya puasa nabi daud as, dan terus dilanda sakit asma yg parah, maka itu semakin membuat ayah bunda kecewa, berkata ibunda saya : kalau kata orang, jika banyak anak, mesti ada satu yg gagal, ibu tak mau percaya pada ucapan itu, tapi apakah ucapan itu kebenaran?.

saya terus menjadi pelayan di losmen itu, menerima tamu, memasang seprei, menyapu kamar, membersihkan toilet, membawakan makanan dan minuman pesanan tamu, berupa teh, kopi, air putih, atau nasi goreng buatan ibunda jika dipesan tamu.

sampai semua kakak saya lulus sarjana, saya kemudian tergugah untuk mondok, maka saya pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf di Bukit duri jakarta selatan, namun hanya dua bulan saja, saya tidak betah dan sakit sakitan karena asma terus kambuh, maka saya pulang.

ayah makin malu, bunda makin sedih, lalu saya prifat saja kursus bahasa arab di kursus bahasa arab assalafi, pimpinan Almarhum Hb Bagir Alattas, ayahanda dari hb Hud alattas yg kini sering hadir di majelis kita di almunawar.

saya harus pulang pergi jakarta cipanas yg saat itu ditempuh dalam 2-3 jam, dg ongkos sendiri, demikian setiap dua kali seminggu, ongkos itu ya dari losmen tsb.

saya selalu hadir maulid di almarhum Al Arif Billah Alhabib Umar bin Hud alattas yg saat itu di cipayung, jika tak ada ongkos maka saya numpang truk dan sering hujan hujanan pula.

sering saya datang ke maulid beliau malam jumat dalam keadaan basah kuyup, dan saya diusir oleh pembantu dirumah beliau, karena karpet tebal dan mahal itu sangat bersih, tak pantas saya yg kotor dan basah menginjaknya, saya terpaksa berdiri saja berteduh dibawah pohon sampai hujan berhenti dan tamu tamu berdatangan, maka saya duduk dil;uar teras saja karena baju basah dan takut dihardik sang penjaga.

saya sering pula ziarah ke luar batang, makam Al Habib husein bin Abubakar Alaydrus, suatu kali saya datang lupa membawa peci, karena datang langsung dari cipanas, maka saya berkata dalam hati, wahai Allah, aku datang sebagai tamu seorang wali Mu, tak beradab jika aku masuk ziarah tanpa peci, tapi uangku pas pasan, dan aku lapar, kalau aku beli peci maka aku tak makan dan ongkos pulangku kurang..,

maka saya memutuskan beli peci berwarna hijau, karena itu yg termurah saat itu di emperan penjual peci, saya membelinya dan masuk berziarah, sambil membaca yaasin utk dihadiahkan pada almarhum, saya menangisi kehidupan saya yg penuh ketidak tentuan, mengecewakan orang tua, dan selalu lari dari sanak kerabat, karena selalu dicemooh, mereka berkata : kakak2mu semua sukses, ayahmu lulusan makkah dan pula new york university, koq anaknya centeng losmen..

maka saya mulai menghindari kerabat, saat lebaranpun saya jarang berani datang, karena akan terus diteror dan dicemooh.

walhasil dalam tangis itu saya juga berkata dalam hati, wahai wali Allah, aku tamumu, aku membeli peci untuk beradab padamu, hamba yg shalih disisi Allah, pastilah kau dermawan dan memuliakan tamu, aku lapar dan tak cukup ongkos pulang..,

lalu dalam saya merenung, datanglah rombongan teman teman saya yg pesantren di Hb Umar bin Abdurrahman Assegaf dg satu mobil, mereka senang jumpa saya, sayapun ditraktir makan, saya langsung teringat ini berkah saya beradab di makam wali Allah..

lalu saya ditanya dg siapa dan mau kemana, saya katakan saya sendiri dan mau pulang ke kerabat ibu saya saja di pasar sawo, kb Nanas Jaksel, mereka berkata : ayo bareng saja, kita antar sampai kebon nanas, maka sayapun semakin bersyukur pada Allah, karena memang ongkos saya tak akan cukup jika pulang ke cipanas, saya sampai larut malam di kediaman bibi dari Ibu saya, di ps sawo kebon nanas, lalu esoknya saya diberi uang cukup untuk pulang, sayapun pulang ke cipanas..

tak lama saya berdoa, wahai Allah, pertemukan saya dg guru dari orang yg paling dicintai Rasul saw, maka tak lama saya masuk pesantren Al Habib Hamid Nagib bin Syeikh Abubakar di Bekasi timur, dan setiap saat mahal qiyam maulid saya menangis dan berdoa pada Allah untuk rindu pada Rasul saw,


 dan akhirnya saya dipertemukan dg guru yg paling dicintai Rasul saw, dalam beberapa bulan saja datanglah Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh ke pondok itu, kunjungan pertama beliau yaitu pd th 1994.

selepas beliau menyampaikan ceramah, beliau melirik saya dg tajam.., saya hanya menangis memandangi wajah sejuk itu.., lalu saat beliau sudah naik ke mobil bersama almarhum Alhabib Umar maula khela, maka Guru Mulia memanggil Hb Nagib Bin Syeikh Abubakar, Guru mulia berkata bahwa beliau ingin saya dikirim ke Tarim Hadramaut yaman untuk belajar dan menjadi murid beliau,

Guru saya hb Nagib bin syeikh abubakar mengatakan saya sangat belum siap, belum bisa bahasa arab, murid baru dan belum tahu apa apa, mungkin beliau salah pilih..?, maka guru mulia menunjuk saya, itu.. anak muda yg pakai peci hijau itu..!, itu yg saya inginkan.., maka Guru saya hb Nagib memanggil saya utk jumpa beliau, lalu guru mulia bertanya dari dalam mobil yg pintunya masih terbuka : siapa namamu?, dalam bahasa arab tentunya, saya tak bisa menjawab karena tak faham, maka guru saya hb Nagib menjawab : kau ditanya siapa namamu..!, maka saya jawab nama saya, lalu guru mulia tersenyum..

keesokan harinya saya jumpa lagi dg guru mulia di kediaman Almarhum Hb bagir Alattas, saat itu banyak para habaib dan ulama mengajukan anaknya dan muridnya untuk bisa menjadi murid guru mulia, maka guru mulia mengangguk angguk sambil kebingungan menghadapi serbuan mereka, lalu guru mulia melihat saya dikejauhan, lalu beliau berkata pada almarhum hb umar maula khela : itu.. anak itu.. jangan lupa dicatat.., ia yg pakai peci hijau itu..!,

guru mulia kembali ke Yaman, sayapun langsung ditegur guru saya hb Nagib bin syekh abubakar, seraya berkata : wahai munzir, kau harus siap siap dan bersungguh sungguh, kau sudah diminta berangkat, dan kau tak akan berangkat sebelum siap..

dua bulan kemudian datanglah Almarhum Alhabib Umar maula khela ke pesantren, dan menanyakan saya, alm hb umar maulakhela berkata pada hb nagib : mana itu munzir anaknya hb Fuad almusawa?, dia harus berangkat minggu ini, saya ditugasi untuk memberangkatkannya, maka hb nagib berkata saya belum siap, namun alm hb umar maulakhela dg tegas menjawab : saya tidak mau tahu, namanya sudah tercantum untuk harus berangkat, ini pernintaan AL Habib Umar bin Hafidh, ia harus berangkat dlm dua minggu ini bersama rombongan pertama..

saya persiapkan pasport dll, namun ayah saya keberatan, ia berkata : kau sakit sakitan, kalau kau ke Mekkah ayah tenang, karena banyak teman disana, namun ke hadramaut itu ayah tak ada kenalan, disana negeri tandus, bagaimana kalau kau sakit?, siapa yg menjaminmu..?,

saya pun datang mengadu pd Almarhum Al Arif billah Alhabib Umar bin hud Alattas, beliau sudah sangat sepuh, dan beliau berkata : katakan pada ayahmu, saya yg menjaminmu, berangkatlah..

saya katakan pada ayah saya, maka ayah saya diam, namun hatinya tetap berat untuk mengizinkan saya berangkat, saat saya mesti berangkat ke bandara, ayah saya tak mau melihat wajah saya, beliau buang muka dan hanya memberikan tangannya tanpa mau melihat wajah saya, saya kecewa namun saya dg berat tetap melangkah ke mobil travel yg akan saya naiki, namun saat saya akan naik, terasa ingin berpaling ke belakang, saya lihat nun jauh disana ayah saya berdiri dipagar rumah dg tangis melihat keberangkatan saya…,

beliau melambaikan tangan tanda ridho, rupanya bukan beliau tidak ridho, tapi karena saya sangat disayanginya dan dimanjakannya, beliau berat berpisah dg saya, saya berangkat dg airmata sedih.

saya sampai di tarim hadramaut yaman dikediaman guru mulia, beliau mengabsen nama kami, ketika sampai ke nama saya dan beliau memandang saya dan tersenyum indah,

tak lama kemudian terjadi perang yaman utara dan yaman selatan, kami di yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati, kamipun harus berjalan kaki kemana mana menempuh jalan 3-4km untuk taklim karena biasanya dg mobil mobil milik guru mulia namun dimasa perang pasokan bensin sangat minim
suatu hari saya dilirik oleh guru mulia dan berkata : Namamu Munzir..

(munzir = pemberi peringatan), saya mengangguk, lalu beliau berkata lagi : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…!

maka saya tercenung.., dan terngiang ngiang ucapan beliau : kau akan memberi peringatan pada jamaahmu kelak…?, saya akan punya jamaah?, saya miskin begini bahkan untuk mencuci bajupun tak punya uang untuk beli sabun cuci.

saya mau mencucikan baju teman saya dg upah agar saya kebagian sabun cucinya, malah saya dihardik : cucianmu tidak bersih…!, orang lain saja yg mencuci baju ini..

maka saya terpaksa mencuci dari air bekas mengalirnya bekas mereka mencuci, air sabun cuci yg mengalir itulah yg saya pakai mencuci baju saya
hari demi hari guru mulia makin sibuk, maka saya mulai berkhidmat pada beliau, dan lebih memilih membantu segala permasalahan santri, makanan mereka, minuman, tempat menginap dan segala masalah rumah tangga santri, saya tinggalkan pelajaran demi bakti pada guru mulia membantu beliau, dengan itu saya lebih sering jumpa beliau.

2 tahun di yaman ayah saya sakit, dan telepon, beliau berkata : kapan kau pulang wahai anakku..?, aku rindu..?
saya jawab : dua tahun lagi insya Allah ayah.
ayah menjawab dg sedih ditelepon.. duh.. masih lama sekali.., telepon ditutup, 3 hari kemudian ayah saya wafat..

saya menangis sedih, sungguh kalau saya tahu bahwa saat saya pamitan itu adalah terakhir kali jumpa dg beliau.. dan beliau buang muka saat saya mencium tangan beliau, namun beliau rupanya masih mengikuti saya, keluar dari kamar, keluar dari rumah, dan berdiri di pintu pagar halaman rumah sambil melambaikan tangan sambil mengalirkan airmata.., duhai,, kalau saya tahu itulah terakhir kali saya melihat beliau,., rahimahullah..[/i]

tak lama saya kembali ke indonesia, tepatnya pada 1998, mulai dakwah sendiri di cipanas, namun kurang berkembang, maka say mulai dakwah di jakarta, saya tinggal dan menginap berpindah pindah dari rumah kerumah murid sekaligus teman saya, majelis malam selasa saat itu masih berpindah pindah dari rumah kerumah, mereka murid2 yg lebih tua dari saya, dan mereka kebanyakan dari kalangan awam, maka walau saya sudah duduk untuk mengajar, mereka belum datang, saya menanti, setibanya mereka yg cuma belasan saja,

 mereka berkata : nyantai dulu ya bib, ngerokok dulu ya, ngopi dulu ya, saya terpaksa menanti sampai mereka puas, baru mulai maulid dhiya’ullami.., jamaah makin banyak, mulai tak cukup dirumah rumah, maka pindah pindah dari musholla ke musholla,. jamaah makin banyak, maka tak cukup pula musholla, mulai berpindah pindah dari masjid ke masjid,

lalu saya membuka majelis dihari lainnya, dan malam selasa mulai ditetapkan di masjid almunawar, saat itu baru seperempat masjid saja, saya berkata : jamaah akan semakin banyak, nanti akan setengah masjid ini, lalu akan memenuhi masjid ini, lalu akan sampai keluar masjid insya Allah.. jamaah mengaminkan..

mulailah dibutuhkan kop surat, untuk undangan dlsb, maka majelis belum diberi nama, dan saya merasa majelis dan dakwah tak butuh nama, mereka sarankan majelis hb munzir saja, saya menolak, ya sudah, majelis rasulullah saw saja,

kini jamaah Majelis Rasulullah sudah jutaan, di Jabodetabek, jawa barat, banten, jawa tengah, jawa timur, bali, mataram, kalimantan, sulawesi, papua, singapura, malaysia, bahkan sampai ke Jepang, dan salah satunya kemarin hadir di majelis haul badr kita di monas, yaitu Profesor dari Jepang yg menjadi dosen disana, dia datang keindonesia dan mempelajari bidang sosial, namun kedatangannya juga karena sangat ingin jumpa dg saya, karena ia pengunjung setia web ini, khususnya yg versi english..

sungguh agung anugerah Allah swt pada orang yg mencintai Rasulullah saw, yg merindukan Rasulullah saw…
itulah awal mula hamba pendosa ini sampai majelis ini demikian besar, usia saya kini 38 tahun jika dg perhitungan hijriah, dan 37 th jika dg perhitungan masehi, saya lahir pd Jumat pagi 19 Muharram 1393 H, atau 23 februari 1973 M.

perjanjian Jumpa dg Rasul saw adalah sblm usia saya tepat 40 tahun, kini sudah 1432 H,
mungkin sblm sempurna 19 Muharram 1433 H saya sudah jumpa dg Rasul saw, namun apakah Allah swt akan menambah usia pendosa ini..?
Wallahu a’lam 
Adapun guru-guru beliau antara lain:

-Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung)
-Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus
-Habib Umar bin Abdurahman Assegaf -Habib Hud Bagir Al-Athas
-Al Ustadz Al-Habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar (Pesantren Al-Khairat)
-Al Imam Al Allamah Al Arifbillah Al Hafidh Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa,Hadramaut)

juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim).
Dan yang paling berpengaruh didalam membentuk kepribadian beliau adalah Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.
Salah satu sanad Guru beliau adalah:

Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi,
Dan beliau berguru kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Husein ra,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra,
Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW.
Sanad guru beliau sampai kepada Rasulullah SAW,

begitu pula nasabnya.
Silsilah/nasab al habib munzir al musawa :

Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Sayyidatina Fathimah Azahra Putri Rasul saw.



Demikian biografi singkat ini di buat.Mohon maaf apabila ada kesalahan.
( Majelis Rasulullah ) ditulis Ulang :Aby Husein al Adamy Yuliansyah Riffa'i





Syair ya syaikhuna ya zaini


SYAIR YA SYAIKHUNA YA ZAINI

Syair manaqib untuk guru sekumpul



Dengan Bismillah kami mulakan..
Alhamdulillah kami sertakan
Sholawat salam kami haturkan
kepada Nabi,Keluarga,Shohabat ikutkan..

Sekumpul komplek Raudhoh namanya..
kitab dan dzikir,sholawat dibaca..
Terang cahyanya nyinari majlisnya..
tercurah banyak Rahmat Tuhannya..

Sekumpul mengumpul banyak 'Ulama..
kumpul bersama dimajlisnya..
Seorang Guru lautan 'ilmunya..
Syaikhona Zaini mimpin ta'limnya..

Berbagai 'ilmu diajarkannya..
segala 'ilmu fardhu 'ainnya..
Tauhid dan fiqih juga tasawwufnya..
semoga ALLAH balas jasanya..

Duhai Guru AYAH kami..
engkau mendidik bimbing ruh kami..
Engakau lah pewaris Nabi-Nabi..
nyebar luaskan sunnahnya Nabi..

Cahya sekumpul ALLAH masyhurkan..
berbagai 'ilmu Habaib datangan..
Berbagai penjuru dunia datangan..
Mekkah Hadromaut tak ketinggalan..

Seorang 'ulama ALLAH komplitkan..
suaranya merdu wajahnya tampan..
Tinggi badannya indah menawan..
siapa ketemu tunduk dan sopan..

Musholla Raudhoh tempat ajarnya..
bermacam 'ilmu serta wiridnya..
Sebagai 'ulama ikutkan Nabinya..
yang islam padanya amat banyaknya..

Beliau terkenal murah hatinya..
murah hartanya sosial hatinya..
Setiap tamu dan yang muallafnya
diberinya duit dengan kasihnya..

Mesjid Martapura dan pesantrennya..
ikut menaruh celengan 'amalnya..
Hasilnya puas banyak dapatnya..
berkah 'ilmunya berkah Gurunya..

Sekumpul masyhur banyak muridnya..
lebih sepuluh ribu orangnya..
Terlebih-lebih waktu maulidnya..
komplek sekumpul tak memuatnya..

Beliau keturunan Syekh Arsyadnya
Datu kelampayan itu masyhurnya..
Betapa senang hati Datunya..
lihat cucunya dengan suksesnya..

Pengajian sekumpul membawa berkah..
akhirat berkah dunia pun berkah..
Ojek dan taksi beca pun berkah..
inilah majlis pembawa Rahmat..

Beliau 'Ulama bukan 'Umaro..
bahkan 'Umaro datang padanya..
Duduk bersimpuh dengan ta'limnya..
bersih politik melulu agama..

Beliau terkenal kharismatiknya..
pejabat negara bahkan presidennya..
Semuanya datang minta do'anya..
ngambil berkahnya dengar nasehatnya..

Tugas 'Ulama amat beratnya..
bermacami rintangan dihadapinya..
Segala fitnahan dengkian padanya
diterima dengan lapang dadanya..

Hidup didunia jangan herannya..
negrinya bala negrinya fana..
Setiap org cinta padanya..
ada juga org benci padanya..

Rosulullah pun yg paling mulia..
ada yg beriman ada yg kafirnya..
Dari Nabi Adam hingga kiamatnya..
ada yg suka ada yg bencinya..

Sebelum tiba waktu wafatnya..
komplikasi penyakit ALLAH ngujinya..
Hatinya sabar terus berobatnya..
sakit menambah tinggi pangkatnya..

Didalam sakit terus ngajarnya..
seolah penyakit tak dirasanya..
Inilah hamba ALLAH mencintainya..
Tanda ALLAH cinta disakitkannya..

Kini tibalah waktu wafatnya..
rabu malamnya subuh waktunya..
Tanggal 5 bulan Rojabnya..
samping musholla raudhoh makamnya..

Orang yg sholeh banyak tandanya..
terlebih-lebih waktu wafatnya..
Manusia bnyk datang melawatnya..
ALLAH yg gerakkan geretek hatinya..

Guru sekumpul lebih dahsyatnya..
jalanan macet dgn totalnya..
Jalanan penuh dgn manusia..
hadir mensholatkan sampai pemakamannya..

Semua musuh yg dengki padanya..
dihari itu terbelalak matanya..
Lihat manusia begitu banyaknya..
karna ALLAH lah yg Maha Tahunya..

Dipagi rabu hari wafatnya...
seperti kilat masyhur khobarnya..
Langitpun mendung sedih berduka..
hujan gerimis nangis padanya..

Didalam hadits Nabi sabdakan..
munafiklah orang Nabi sifatkan..
Jika tak sedih 'Ulama wafatan..
sejahat manusia Ya ALLAH jauhkan..

Wahai muslimin dan muslimatnya..
paling besar musibah pada agama..
Wafatnya Nabi penutup Rosulnya..
dan wafat 'Ulama penggantinya..

Duhai AYAH Guru Sekumpul..
sungguh do'amu ALLAH qobul..
Engkaulah sebab kami berkumpul..
disini berkumpul di syurga berkumpul..

Kini Engkau telah tiada..
pandanglah kami senantiasa..
Dulu Engkau pernah berkata..
pandangan Guru yang wafat lebih tajamnya..

Namamu terus dikenang-kenang..
semua org cinta dan sayang..
Seorang Guru lucu periang..
pikiran yg kusut menjadi hilang..

Engkau figur yg Nabi gambarkan..
berikan 'ilmu berikan 'amalan..
Pastilah Engkau dikubur nyaman..
terima balasan jaza'ul ihsan..

Sebelum wafat engkau sempatkan..
berikan kami terbaik 'amalan..
Paket 'Al Qur'an yg kau pilihkan..
semoga kami di istiqomahkan..

Ya ALLAH lapangkan Beliau didalam kuburnya..
Turunkan rahmat MUya Robb  banyak banyak  padanya..
Ciumkan Beliau bau surganya..
Semua dosanya hilang dan sirna..

Ya ALLAH kami pun mohon ampunan..
Dunia akhirat mohon diselamatkan..
Sekeluargaan jiran dan teman..
Husnul khotimah mohon sudahkan..

Di karang oleh: tuan guru hakim sekumpul

Untuk syair YA SYAIKHUNA YA ZAINI 》》》


Untuk video nya:


Jumat, 19 Juli 2019

Nama" ahlul badar اهل البدر

Nama nama 313 Pejuang Badar (Ahlu Badr)

SAYYIDAH NAFISAH RA  MUTIARANYA AHLI ZUHUD & AHLI IBADAH,


Seri Kehidupan Keluarga Nabi Muhammad SAW

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.........
Bismillahirrahmanirrahim.......

Alhamdulillah...Segala puja dan puji marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana hingga detik ini kita masih diberikan oleh-Nya berbagai macam nikmat, baik itu nikmat Iman, nikmat Islam dan juga nikmat sehat wal afiat sehingga pada saat ini kita masih mampu beraktifitas didalam kehidupan sehari-hari.
Semoga dengan adanya nikmat-nikmat ini akan selalu membuat kehidupan kita menjadi berkah, amin...

Sholawat dan salam marilah senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita, Kecintaan kita, Manusia Yang Agung, Penutup Para Nabi & Rasul, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW beserta para keluarganya, para Sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman, dan semoga kita semua akan senantiasa mendapatkan syafaat dari beliau dihari kiamat nanti. Amin Ya Robbal Alamin......

Saudara-saudariku yang berbahagia yang berada dalam ruang lingkup dunia maya....

Untuk kesekian kalinya, kami akan mencoba menuliskan kembali tentang Seri Kehidupan Keluarga Besar Nabi Muhammad SAW.
Menulis tentang sejarah dan juga perjuangan mereka sangatlah mengesankan, kami sendiri merasakan hal ini, kehidupan Ahlul Bait adalah kehidupan yang penuh dengan cobaan dan perjuangan, namun demikian semua perjuangan dan cobaan itu justru telah menjadikan mereka menjadi manusia-manusia terbaik sepanjang zaman.
Untuk kesempatan kali ini kami akan mengangkat sejarah tentang seorang wanita keturunan Ahlul Bait yang jarang diketahui masyarakat Islam pada umumnya, padahal menurut kami tokoh yang kami angkat ini tidak kalah besarnya dengan nama-nama tokoh Ahlul Bait lainnya.

((Beliau adalah Sayyidah Nafisah RA, seorang wanita yang kelak terkenal akan kezuhudan dan ibadahnya.))

Sudah berapa kali kami membaca biografi beliau, dan setiap membaca biografi beliau kami merasa kagum dengan semangat perjuangan, ibadah dan juga kealiman seorang Sayyidah Nafisah ini. Selama ini mungkin sebagian dari kita hanya mengenal beberapa wanita yang terkenal akan kealiman dan kecerdasan pada masa-masa terdahulu seperti Sayyidah Khadijah Al Kubro, Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq, Sayyidah Hafsah binti Umar bin Khattab, Sayyidah Fatimah binti Rasulullah SAW, Sayyidah Zaenab binti Ali bin Abi Thalib, Sukainah binti Al Husain, Rabiatul Adawiyah, dll. Namun ternyata dibalik nama-nama tersebut, ada satu nama yang tidak kalah menakjubkan dari mereka yang telah kami sebutkan itu, beliau adalah Sayyidah Nafisah. Harus diakui memang untuk mencari tulisan tentang Sayyidah Nafisah ini gampang-gampang susah, namun berkat izin Allah akhirnya sayapun memperoleh referensi tentang beliau yang mudah-mudahan sedikit banyak bisa membantu kita mengenal wanita ahli ibadah ini.
Siapakah beliau ini?

((Beliau lahir pada haru Rabu tanggal 11 Rabiul Awal 145 H di Makkah. Beliau adalah salah satu keturunan Rasulullah SAW dari keturunan Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib.))

Adapun Nasab Sayyidah Nafisah adalah sebagai berikut :
Nasab Ayah beliau : Sayyidah Nafisah binti Al Hasan bin Zaid bin Al Hasan bin Ali Bin Abi Thalib
Sedangkan ibu beliau adalah Ummu Walad. Seorang wanita yang shalehah dan sangat terkenal dan dihormati di Madinah, kedudukannya yang tadinya kurang dihormati karena faktor status sosialnya menjadi terangkat setelah dinikahi oleh Al Hasan Al Anwar bin Zaid bin Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Begitulah cara Ahlul Bait mengangkat derajat seorang wanita. Dapat dikatakan bahwa Ahlul bait dan beberapa sahabat pelopor dalam memusnahkan superiotas sikap bangsa Arab yang sering menganggap rendah para budak. Padahal kedudukan manusia dimata Allah sama sederajat.
Ayah Nafisah, Hasan Al Anwar bin Zaid (Abu Muhammad) adalah sesepuh Bani Hasyim pada zamannya. Termasuk golongan Tabi’in dan ulama cerdas dan mulia. Bani Hasyim menjadikan ayah Sayyidah Nafisah sebagai rujukan setiap permasalahan mereka. Hal tersebut dikarenakan ilmu, kecerdasan, kewibawaan dan sikap wara’ Al Hasan bin Zaid.
Ayah Sayyidah Nafisah adalah Walikota pada masa pemerintahan Al Manshur dari Dinasti Abbasiah selama lima tahun. Pada waktu itu ayahnya termasuk golongan terbaik penduduk Madinah. Sayyidah Nafisah turut menjadi saksi hari-hari kepemimpinana ayahnya di Madinah.

KEHIDUPAN MULIA DI RUMAH MULIA

Sayyidah Nafisah hidup dilingkungan Kenabian. Setelah dilahirkan di Makkah Al Mukaramah, ia tinggal dalam nuansa keagungan dan kemuliaan. Bersama orangtua, ia pindah dalam nuansa keagungan dan kemuliaan. Bersama dengan orang tuanya, ia pindah ke Madiha Al Munawarah. Pada saat itu, ia berumur lima tahun.
Sejak awal, Sayyidah Nafisah selalu disibukkan dengan mempelajari ilmu-ilmu keagamaan. Sayyidah Nafisah memiliki posisi seperti gadis-gadis lain di Madinah. Ia pergi ke masjid kakeknya bersama sekelompok gadis-gadis Madinah untuk mempelajari Hadist dan Fiqih. Diantara ulama yang mengajar di Masjid Nabawi saat itu adalah Imam Malik. Sayyidah Nafisah termasuk murid yang hebat dan telah berhasil membaca Kitab Al Muwathta’ dihadapan Imam Malik.

PERNIKAHAN YANG PENUH BERKAH

Sudah saatnya bagi Sayyidah Nafisah mendapatkan pendamping seorang pemuda dari Ahlul Bait yang menjadi dambaannya. Para Pemuda berusaha memikat Sayyidah Nafisah sebagaimana lebah yang mengerumuni bunga yang sedang mekar dan murni. Orang Quraisy dan Ahlul Bait semuanya memiliki nasab. Harta dan kemuliaan yang setara dengan kemuliaan Sayyidah Nafisah.
Hati mereka sama, yaitu ingin memiliki pendamping dari keturunan Keluarga Nabi, sebabnya Sayyidah Nafisah memiliki Keimanan, kebaikan, ketakwaan, keilmuwan dan rajin ibadah. Tentang kecantikan Sayyidah Nafisah, buku-buku sejarah menceritakan bahwa ia seorang wanita yang anggun, cantik, mulia dan sempurna.
Ketika datang seorang yang mempunyai kemuliaan, harta atau nasab yang baik, ayahnya selalu menolaknya dengan halus, hingga datang Al Imam Ishaq Al Mu’tamin bin Imam Jakfar As-Shodiq.
Diceritakan bahwa rumah Imam Ishaq sangat dekat dengan rumah Sayyidah Nafisah, seperti kedekatan hati mereka. Rumah orangtua ayah Sayyidah Nafisah berhadap-hadapan dengan rumah Imam Jakfar As-Shodiq. Al Imam Ishaq meminang Sayyidah Nafisah kepada ayahnya dan Sayyidah Nafisah tidak memberikan jawaban apapun karena hanya bisa diam membisu. Hal itu mungkin karena Sayyidah Nafisah melakukan sholat istikhoroh, atau memang ia menginginkan Imam Ishaq dari awal.
Ayah Sayyidah Nafisah kemudian menerima pinangannya, akada dan pesta pernikahan pun segera dilaksanakan dan dihadiri seluruh keluarga Ahlul Bait dan undangan para pembesar Suku Quraish.
Pernikahan ini dilaksanakan pada tahun 161 Hijriah dikediaman Imam Jakfar As-Shodiq. Yaitu sebuah rumah yang didalamnya terdapat sumber mata air yang mengalir yang diperuntukkan untuk siapa saja yang mau mengambilnya sebagai shodaqoh bagi Imam untuk orang banyak.
Pernikahan Imam Ishaq dan Sayyidah Nafisah telah mengumpulkan dua keluarga yang mengumpulkan dua keluarga yang memiliki kesucian dan kemuliaan. Imam Ishaq adalah keturunan Sayyidina Husein, sedangkan Sayyidah Nafisah adalah keturunan dari Sayyidina Hasan. Karena Imam Ishaq adalah putra Imam Jakfar As-Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib. Jadi Imam Ishaq yang mendapat gelar Al Mu’tamin adalah keturunan Al Husain. Imam Ishaq dilahirkan di Aridh, nama sebuah lembah di Madinah. Beliau seorang ahli ibadah, ahli hadist, sholeh, bertakwa dan ahli dalam bidang agama dan seorang mujtahid. Imam Ishaq bin Jakfar Ash-Shodiq adalah salah satu perawi hadist.
Imam Ibnu Kasib setiap meriwayatkan sebuah hadist atau riwayat selalu menerangkan “ Aku menerima hadist ini dari orang terpercaya, yaitu Ishaq bin Jakfar....”. Selain Ibnu Kasib dan Ibnu Uyainah, terdapat jamaah lain yang meriwayatkan hadist melalui Imam Ishaq bin Jakfar yaitu Bakr bin Muhammad Al Azdy, Ya’qub bin Jakfar Al Ja’fari, Abdullah bin Ibrahim Al Ja’fari dan Al Wasya.
Dari pernikahan antara Sayyidah Nafisah dengan Imam Ishaq lahirlah seorang putra yang bernama Al Qosim dan putri yang bernama Ummu Kultsum.

PERJALANAN SAYYIDAH NAFISAH KE MESIR

Dalah sejarahnya Sayyidah Nafisah dilahirkan di Mekkah Al Mukaromah, kemudian pindah ke Madinah Al Munawaroh mengikuti ayahnya. Beliau menetap di Madinah sampai ayahnya dipenjara oleh Al Manshur sejak tahun 156 Hijriah sampai 159 Hijriah. Ayahnya kemudian dibebaskan oleh Al Mahdi pengganti Al Manshur. Tidak hanya itu, oleh Khalifah Al Mahdi, nama baik ayah Sayyidah Nafisah ni diperbaiki dan seluruh hartanya yang pernah disita dikembalikan kepada ayahnya.
Sayyidah Nafisah menetap di Madinah dengan tenang dan damai, sampai ia menikah dengan Imam Ishaq Al Mu’taman bin Imam Jakfar As-Shodiq.
Suatu hari Sayidah Nafisah berhasrat dan rindu ingin mengunjungi makam Nabi Ibrahim AS. Maka iapun berkunjung ke Makam Nabi Ibrahim AS dan makam-makam lain, diantaranya adalah makam Sayyidah Zaenab binti Ali bin Abi Thalib dan makam bibinya Sayyidah Fatimah binti AL Hasan serta neneknya Sayyidah Fatimah Azzahra.
Kunjungan-kunjungan Sayyidah Nafisah, berakhir di Damaskus. Orang-orang Damaskus menyambut Sayyidah Nafisah dengan sambutan yang mulia, khususnya para ulama. Di antara mereka terdapat Abu Salman Ad- Darani, seorang ulama yang zuhud dan Sholeh.
Setelah Sayyidah Nafisah selesai di damaskus, beliau kemudian melanjutkan perjalanannya ke Mesir dan sampai disana pada tanggal 26 Ramadhan 193 Hijriah. Kala itu Mesir dibawah kekuasaan AL Hasan bin AL Bahbah, Wali Mesir pada Khalifah Ar-Rasyid.
Penduduk Mesir sangat mencintai Ahlul bait, sehingga ketika mendengar tentang kedatangan Sayyidah Nafisah yang terkenal wara dan bertakwah, pada pria dan wanita menyambut di luar kota Mesir sambil bertahlil dan bertakbir hingga memasuki wilayah Mesir.
Ketika Sayyidah Nafisah memasuki Mesir, beliau menuju rumah seorang pedagang besar bernama Jamaluddin Abdullah Al Jashash. Ia adalah orang yang sholeh dan terkenal sebagai seorang yang baik dan dapati dipercaya. Dan Jamaluddin termasuk golongan yang menyukai orang-orang yang sholeh, berilmu dan mulia. Sayyidah Nafisah singgah di tempatnya selama beberapa bulan, kemudian pindah kerumah hadiah dari seorang wanita yang bernama Ummu Hani’. Rumah tersebut sangat luas, Sayyidah Nafisah beristirahat disana dan menyambut tamu-tamunya, orang-orang yang mencintainya dan para ulama.

BEBERAPA PENDAPAT ULAMA BESAR MENGENAI SAYYIDAH NAFISAH

Adzahabi : Nafisah, seorang putri yang salehah dan mulia. Putri Amirul Mukminin Al Hasan bin Zaid bin As-Sayyid Al Hasan cucu rasulullah SAW bin Ali Karamallah wajhah yang luhur lagi mulia. Pelaku peristiwa agung di Mesir dan Kairo. Nafisah seorang wanita yang ahli ibadah.
Dalam kitab Al Wafayat, Ibnu Khalkan mengatakan Nafisa adalah seorang yang salehah dan bertakwa.
Ibnu Al’Imat mengatakan : “seorang yang mulia, pemilik biografi yang agung, Nafisah binti Al Hasan, pemilik pemandangan indah, besar dan mengagumkan di Mesir. Dan ia termasuk wanita yang shalehah.
Pemilik Kitab Ar-Raudhah Al Faiha’ mengatakan : “Nafisah binti AL Hasan adalah seorang salehah, ahli ibadah dan taat. Dan ia memiliki Karomah yang nyata dan rahasia yang banyak.
Dalam Kitab A’lam An-Nisaa, pengarangnya mengatakan : “Nafisah binti Al Hasan termasuk seorang selalu beribadah, salehah, zuhud, beribadah, salehah dan wara.

GELAR-GELAR SAYYIDAH NAFISAH

Nafisah Al Ilmi :
Gelar ini diberikan karena kealiman, pengetahuan, kecerdasannnya dalam melakukan hukum istinbath hukum dan kepiwaiannya dalam mengambil manfaat ilmu. Kecerdasan Sayyidah Nafisah memang sudah nampak sejak masih kanak-kanak Ia belajar membaca dan menulis ketika berumur tujuh tahun. Dan ia mampu menghafal Al Qur’an secara sempurna pada usia yang relatif masih muda. Orang-orang banyak yang mengunjungi beliau untuk mendengarkan fatwa-fatwanya tentang Sirah An-Nabawi (Sejarah Nabi Muhammad SAW).
Nafisah Al Abidah :
Gelar ini diberikan karena ketekunan Sayyidah Nafisah dalam beribadah dan ketakwaannya kepada Allah. Sayyidah Nafisah termasuk wanita yang rajin berpuasa, menetap di Masjid (I’tikaf), beribadah, salehah dan taat kepada Allah. Ia Berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari. Ia melaksanakan ibadah haji lebih dari 30 kali, dan dilakukannya dengan berjalan kaki. Ia sering memegang teguh kain penutup ka’bah, berdoa dan khusyu’ dalam beribadah.

PERNYATAAN PERNYATAAN PENUH BERKAH DARI SAYYIDAH NAFISAH

Kami keluarga Nabi, lebih berhak melakukan ibadah melebihi ibadah orang lain. Hal ini karena Al Qur’an diturunkan kepada kakek kami, Sayyidina Muhammad SAW.
Celakalah orang durhaka kepada Tuhannya, mengingkari perintah-lupa mengingat-Nya dan mengikuti hawa nafsunya.
Ketaatan adalah inti keimanan, ibadah sebagai jasadnya, zuhud sebagai pakaiannya, kejujuran sebagai hujjahnya, ikhlas sebagai kebahagiannya dan memaafkan orang yang berbuat keburukan lebih baik dan lebih bagus bagi orang mukmin. Hal ini sebagaimana Firman Allah : Dan Pemberian Maafmu itu, lebih dekat kepada Takwa (Al Baqarah : 237)

KAROMAH SAYYIDAH NAFISAH

Karomah atau dalam bahasa kita “Keramat” adalah kejadian luar biasa yang diberikan Allah khusus bagi hambanya yang bertakwa dan shaleh yang dalam istilah Al Qur’an diberikan untuk nama para Wali Allah. Keramat ini biasanya datangnya tidak pernah diidam-idamkan sebelumnya. Bahkan para Wali sangat takut sekali jika terjadi Keramat/Kejadian luar biasa pada dirinya. Karena mereka takut jika hal ini menyebabkan takjub terhadap dirinya sebagai hamba yang diberi kemuliaan oleh Allah. Oleh karena itu biasanya para Wali jika terjadi suatu Keramat pada dirinya akan makin bertambah khawatir terhadap dirinya, kalau-kalau dia merasa takjub sehingga menyebabkan tergelincir hatinya. Mereka akan semakin bertambah tawadhu dan penuh kekhusyukan seolah-olah mereka sedang berhadapan dengan Allah SWT.
Umumnya keramat itu terjadi sewaktu-waktu dalam keadaan tertentu. Sebagian Keramat itu ada yang terjadi dalam waktu terbatas disaat itu saja. Namun sebagian lagi ada yang berkepanjangan yang dapat disaksikan orang sampai beberapa generasi. Namun yang paling banyak terjadi hanya terbatas pada waktu tertentu saja. Yang mana kejadian itu akan menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada hambanya yang disukai. Ini berbeda dengan dengan kelebihan yang diberikan kepada hambanya yang tidak bertakwa dan tidak sholih, termasuk juga sebagian hambaNYA yang kafir dan membangkang terhadap agamaNYA. Kelebihan dan keunggulan yang terjadi dinamakan ISTIDRAJ. Kelebihan ini sengaja diberikan oleh Allah kepada mereka agar mereka bertambah jauh dari Allah dan tambah bermaksiat KepadaNYA, sampai pada batas dan waktu yang ditentukan. Umumnya mereka ini berakhir dengan akibat yang buruk, misalnya Firaun. Mengenai Istidrja di dalam Al Qur’an bisa dilihat pada ayat Al A’raf 182 -183, Al Qalam ayat 44, Ali Imran 178, Al Qoshosh ayat 39 – 40. Para Sahabat Nabi, Tabi Tabiin dan beberapa ulama besar bahkan bahkan pernah mengalami yang namanya keramat ini.
Sayyidah Nafisah dalam biografi hidupnya banyak sekali memiliki kekeramatan, dan bagi kami ini ini adalah yang tidak mustahil, apalagi beliau adalah orang yang dekat dengan Allah SWT. Bicara logika tentu sangat sulit untuk “sampai” kepada “ujungnya” kalau ingin memahami sebuah Keramat/Karomah, diperlukan sebuah kearifan serta kajian yang mendalam untuk memahami hal yang satu ini. Kami sendiri orang yang sangat rasional, namun jika sudah bertemu hal-hal yang tidak bisa dijangkau dengan logika, maka yang bicara adalah hati dan iman kami, dan semua kami sandarkan kepada Allah SWT.
Adapun Karomah-karomah dari Sayyidah Nafisah adalah sebagai berikut :
Ada seorang putri dari ibu seorang Yahudi yang lumpuh, suatu saat ibu dan anaknya yang lumpuh tersebut mendatangi Sayyidah Nafisah. Suatu saat ibu wanita lumpuh tersebut ingin ke kamar mandi umum, ibu tersebut menitipkan putrinya yang lumpuh kepada Sayyidah Nafisah. Kebetulan pada saat dititipkan, Sayyidah Nafisah sedang melakukan wudhu dan secara kebetulan air wudhu itu mengalir ketempat putri Yahudi tersebut. Disaat itu Allah memberikan ilham untuk mengusapkan bekas air wudhu itu kepada kedua kakinya yang lumpuh. Dengan izin Allah putri Yahudi itu dapat berdiri dan berjalan seolah-olah seperti tidak pernah sakit sedikitpun. Kejadian itu sedikitpun tidak diketahui Sayyidah Nafisah, karena beliau sedang sibuk dengan Shalatnya. Tidak lama putri Yahudi bertemu dengan ibunya, tentu saja ibunya sangat terkejut, dan setelah diceritakan oleh anaknya, sang ibu berkata “Demi Allah, agama Sayyidah Nafisah agama yang benar, sedang agama kita adalah agama yang salah”. Kemudian mereka berdua menemui Sayyidah Nafisah sambil menangis, dan ibu yahudi tersebut menciumi kaki Sayyidah Nafisah untuk menyatakan terima kasihnya. Kemudian mereka menyatakan masuk Islam. Melihat kejadian itu Sayyidah Nafisah mengangkat kedua tangannya untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmatNYA. Demikian pula suami dari ibu Yahudi tersebut, begitu dia mengetahui anaknya sembuh, dengan berlari dia menemui Sayyidah Nafisah, sampai didepan pintu rumah Sayyidah Nafisah ia segera berteriak dan menyatakan dirinya masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat. Berita masuk Islamnya Keluarga Yahudi dengan cepat menyebar kemana-mana sehingga banyak tetangga beliau yang masuk Islam.
Diriwayatkan ada seorang laki-laki muslim yang menikah dengan seorang wanita Nasrani, kedua pasangan itu dikarunia seorang putra, si ibu sangat mencintai anaknya. Suatu saat anak si ibu ke sebuah negeri dan di negeri itu ia tertawa oleh musuh, si ibu mendengar anaknya tertawan hampir menjadi stress, setiap hari ia hanya bisa menangis saja memikirkan anaknya itu. Setiap hari dia tidak keluar keluar dari biaranya hanya untuk memohon kepada Tuhan agar putranya dibebaskan. Walaupun ia telah lama memohon tapi nampaknya belum juga dikabulkan. Hingga suatu saat itu berkata kepada suaminya, “Aku mendengar bahwa dikalangan Kaum Muslmn ada seorang yang bernama Sayyidah Nafisah binti Hasan, pergilah kamu menemui ia dan mendoakan anak kita, jika anak kita sampai dibebaskan maka aku akan masuk Islam dihadapan beliau. Sang suami segera menemui Sayyidah Nafisah dan menceritakan padanya semua kejadian yang dialami keluarganya. Dengan senang hati Sayyidah Nafisah berdoa sebagaimana yang diminta oleh lelaki itu. Sekembalinya lelaki itu, dia kemudian menceritakan kepada istrinya. Dimalam harinya rumah Sang wanita Nasrani itu diketuk orang, waktu pintunya dibuka, si ibu terperanjat ,melihat putranya yang ditawan musuh telah berada dihadapannya. Ia merangkul sambil bertanya: “Bagaimanakah kamu dapat bebas?” Jawab sang putra “aku tidak merasa sesuatu kecuali ada tangan yang menyentuh rantai belenggu yang mengikat tanganku sambil berkata: “lepaskan belenggu itu karena Sayyidah Nafisah bintil Hasan berkenan memberikan pertilangan padanya”.”Tiba-tiba aku telah berada didepan pintu ini. Akhirnya wanita Nasrani itu masuk Islam dengan senang hati.
Dimasa hidup Sayyidah Nafisah, ada seorang penguasa Mesir yang terkenal Kezalimannya. Penguasa Mesir itu pernah memanggil orang untuk disiksa. Lelaki itu pergi ketempat Sayyidah Nafisah mengadukan keadaan dirinya dan mohon perlindungan dari beliau. Sayyidah Nafisah kemudian berdoa, setelah berdoa beliau berkata : “Pergilah semoga orang yang akan berlaku zalim terhadapmu tidak melihat”. Lelaki itu segera digiring kedepan penguasa yang zalim itu. Anehnya si penguasa tidak dapat melihat lelaki yang berdiri dihadapannya. Ia bertanya pada para pengawalnya yang berada disampingnya: “dimanakah si fulan yang kupanggil tadi ?” Jawab para pengawal: “Si Fulan telah berada dihadapan paduka”. Jawab penguasa: “Demi Allah sedikitpun aku tidak melihatnya”. Jawa si Pengawal: “Lelaki itu baru saja minta doa dari Sayyidah Nafisah”. Mendengar keterangan sanga pengawal, si penguasa Zalim itu mulai sadar akan kezalimannya. Lelaki itu segera dibebaskan dan diberi pakaian dan uang. Kemudian penguasa tersebut mengirim uang seratus ribu dirham kepada Sayyidah Nafisah, karena merasa telah diberi peringatan untuk bertaubat. Oleh Sayyidah Nafisah uang 100 ribu dirham itu habis dibagi bagikan kepada kaum fakir miskin seketika itu, sampai pelayan beliau berkata:”Hai Tuanku, sisakan sedikit uang itu untuk membeli sarapan”. Jawab beliau: “juallah kain ini untuk membeli sarapan”. Pelayan itu menjual kain beliau di pasar. Dan uangnya digunakan untuk membeli sarapan tanpa mengambil uang sepeserpun dari pemberian dari penguasa tersebut.
Ada seorang janda miskin yang menanggung empat orang putri. Mereka hidup dari hasil menenun kain. Setiap minggunya mereka menghasilkan satu kain. Jika kain tenun itu sudah selesai maka ibunya menjual di pasar. Hasil penjualannya itu separuh dibuat membeli bahan tenunan selama seminggu. Pada suatu hari Jumat ketika sang ibu akan menjual kain tenunnya di pasar, ditengah jalan kain tenun yang dibungkus itu disambar oleh burung buas dan dibawah terbang. Melihat kejadian itu sang ibu jatuh pingsan. Setelah siuman ia duduk menangis tersedu-sedu memikirkan nasib keempat putrinya yang menunggu hasil penjualan kain tenun. Banyak orang yang mengerumuni wanita yang malang itu. Setelah ditanya tentang sebabnya, ia mengisahkan panjang lebar apa yang baru dialaminya. Orang-orang yang berkerumun itu menganjurkan agar ia mengadukan apa yang baru dialaminya pada Sayyidah Nafisah agar beliau mendoakan. Wanita itu segera menemui Sayyidah Nafisah, mendengar keluh kesah wanita yang malang itu, Sayyidah Nafisah segera berdoa memohon pertolongan pada Allah agar wanita tersebut diberikan pertolongan dan diberikan ganti rugi. Kemudian Sayyidah Nafisah menganjurkan wanita itu untuk beristirahat dirumahnya agar tidak terlalu susah. Dengan pertolongan Allah datanglah sekelompok orang kerumah Sayyidah Nafisah untuk menemui beliau, kata mereka: “Sebenarnya baru saja kami datang berlayar, waktu kami mendekati negeri tuan, tiba-tiba perahu kami bocor kemasukan air, hampir saja kami tenggelam. Berbagai usaha kami kerjakan untuk menutup kebocoran itu namun tidak dapat. Hingga kami putus as. Disaat itulah ada seekor burung menjatuhkan sepotong kain yang tidak dapat kami pakai untuk menutupi kebocoran itu. Kini kami datang dengan membawa uang 500 ratus dinar sebagai tanda syukur kam ata keselamatan kami”. Mendengar kesungguhan Jamaah itu Sayyidah Nafisah mengangkat tangannya memuji kepada Allah sambil menangis atas belas kasih Allah kepada hambaNYA yang sedang ditimpa kemalangan. Kemudian beliau bertanya kepada wanita yang malang tadi:” Berapakah harga kain tenun itu?” jawab wanita yang malang itu: “Aku biasa menjualnya dengan harga dua puluh dirham”. Akhirnya uang sebanyak 500 dinar itu diberikan semua oleh Sayyidah Nafisah. Wanita yang malang itu menerima dengan diringi tangis karena gembira. Ia segera pulang memberitahukan kepada putri-putrinya apa yang dialaminya pada hari itu. Keempat putri wanita segera meninggalkan pekerjaannya untuk berkhidmat kepada Sayyidah Nafisah.
Imam Al Manawi berkata : “Sayyidah Nafisah sejak kecil hampir semua waktunya dihabiskan untuk beribadah dan hidup sederhana. Pada malam hari selalu sibuk sholat tahajud dan berzikir. Sedang di siang hari kebanyakan beliau berpuasa. Dimasa hidupnya beliau telah menggali lubang bekal kuburnya dirumahnya sendiri. Beliau sering Sholat dan membaca Al Qur’an dalam lubang bakal kuburnya itu. Selama hidupnya beliau pernah mengkhatamkan 6000 pembacaan Al Qur’an.Beliau menghadapi detik-detik kematiannya dengan berpuasa. Waktu akan menjelang kematiannya banyak orang menganjurkan agar beliau berbuka. Jawab beliau:” telah tiga puluh tahun aku minta kepada Allah agar aku dimatikan dalam keadaan berpuasa, bagaimana mungkin aku akan meninggalkan puasaku diakhir hayatku seperti ini?” kemudian beliau membaca surat Al An’am hingga menghembuskan nafasnya yang terakhir.


MENINGGAL DUNIA


Dihari kematiannya, semua penduduk kota Cairo dan sekitarnya pada berdatangan untuk menghadiri jenazahnya. Hampir di semua rumah terdengar suara orang menangis. Diriwayatkan bahwa ketika suami beliau akan memindahkan jenazahnya dari Mesir untuk dimakamkan dipemakaman Baqi’ Madinah, semua penduduk Mesir memintanya dengan baik agar jenazah Sayyidah Nafisah tidak dipindahkan dari Mesir. Namun suami beliau tetap ngotot untuk melaksanakan niatnya itu. Pada malam harinya suami beliau bermimpi melihat Rasulullah SAW berkata : “Wahai Ishaq, jangan engkau halangi kecintaan penduduk Mesir terhadap Sayyidah Nafisah, karena Allah menurunkan RahmatNya kepada mereka berkat Sayyidah Nafisah”.
Sayyidah Nafisah meninggal dunia tahun 208 Hijriah, selang empat tahun dari meninggalnya Al Imam Syafi’i. Sebaik-baik penutup dari sejarah kehidupan Sayyidah Nafisah adalah doa yang selalu diucapkannya .
Sayyidah Nafisah selalu berdoa :
Ya Allah, aku berlindung Kepada Mu dari kata-kata yang buruk, pekerjaan yang buruk, maksud yang buruk dan tetangga yang buruk.......
Ya Allah, jangan Engkau lelahkan kepadaku, jiwaku, hingga aku lemah dan tidak pula kepada seorang pun dari Makhluk MU, hingga aku menyia-nyiakan.......
Ya Allah berikanlah kepadaku Ilham petunjuk, baguskanlah bagian untukku, ampunilah kesalahanku, jauhkanlah keburukan dan tipu daya setan dariku, jauhkanlah darinya (Setan)......
Wahai Dzat Yang Maha Pengasih hingga tidak ada (apapun selain engkau) yang menguasaiku,
Amin Wahai Dzat yang maha hidup

Pos:Abu Muhammad Haydar Husein Al Adamy Bani Muhdor Al Azmatkhan Al Husaini
Sumber :
Al Hasyimi, Syaikh Abdul Mun’im, Anak Cucu Nabi, Jakarta : Penerbit Al Kautsar, 2009, hlm 477 – 491.
Al Husaini, HMH Al Hamid, Sejarah Imam Jakfar Shodiq Ra, Semarang; Penerbit Toha Putra, 1985, hlm 148 -149.
Muhdar, Yunus Ali, Kumpulan Kisah Keramat Para Wali (Alih Bahasa dari Kitab Jami’ Karomatul Aulia yang disusun oleh Syekh Yusuf Nabhani), semarang : Penerbit Toha Putra, 2000, hlm 343 – 347.
Bagi pembaca..baca alfatihah bagi beliu
Di pos di fb oleh  kisah para daru dan ulama kalimantan
Semuga memberikan karunia yang berlimpah kepada orang" yang menulis sejarah ini dan bagi kita para pembaca.  Aamiin...

Manakib al habib munzir al musawa 》》》

Tawasul dengan ahlul badar (syikh abdullatif adimsyiqi)

Tawasul kepada alul badar.
Di karang oleh syikh abdullatif bin muhammad adimsyiqi
Sumbar :
‎أوراد وأذكار لأجل الفرج‎
Postingan
18 juni 2014


التوسل بأهل بدر:

يذكر أهل السير أن عدد أهل بدر كانوا 313 رجلاً، وفي رواية: 314 رجلاً، ولهذا العدد سر في الأوراد والأذكار التي تقرأ لقضاء الأمور.
والتوسل بأسماء أهل بدر أمر مجرب صحيح عند العارفين بالله، ويوصون بذلك الناس، وأهل بدر هم صفوة الصالحين من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم، والذين نالوا رضا الحبيب عليه الصلاة والسلام، والتوسل أمر مشروع، وإن كان يوجد خلاف فقهي في جوازه، إلا أنه قام الدليل الواضح والأدلة الساطعة على جواز التوسل بالأنبياء والصالحين فلا يقولن قائل أن التوسل حرام وبدعة لأن التوسل قد ورد في كتب الحديث، ودليل المثبت مقدم على النافي، ولا توجد آية ولا حديث ولا نص شرعي بالنهي عن التوسل، بل وردت النصوص بخلاف ذلك..
وعلى كل حال نرجع إلى ما قاله العلماء في التوسل بأهل بدر:
جاء في السيرة الحلبية ج2 ص 252 : وذكر الإمام الداوني أنه سمع من مشايخ الحديث أن الدعاء عند ذكرهم يعني أصحاب بدر مستجاب . وقد جرب ذلك .
إنّ الأحاديث واردة بأنّ الله تعال غفر لهم ما تقدم من ذنبهم ، وما تأخر ، وأنّ النبي صلى الله عليه وسلم بشّرهم بالجنة ، والقرآن ناطق بأن الملائكة قاتلت ، وشهدت الواقعة معهم ، ودعت لهم بالمغفرة ، وذكر بعضهم أنّ كثيرا من الأولياء قد أُعطوا الولاية ببركة أسمائهم ، وإنّ كثيرا من المرضى سألوا الله تعالى بهم في شفاء أسقامهم ، فشفوا من ذلك ، وقال بعض العارفين : ما جعلت يدي على رأس مريض ، وتلوت أسماءهم بنيّة خالصة إلاّ شفاه الله تعالى ، وإنْ يكن قد حضر أجله ، خفف الله عنه .
وقال بعضهم : جرّبتُ أسماءهم في الأمور المهمة تلاوة وكتابة ، فما رأيت أسرع منها إجابة ، وروي عن جعفـر بن عبد الله ، رحمهم الله تعالى ، قال : أوصاني والدي بحب أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ، والتوسل بأهل بدر في جميع المهمات ، وقال لي : يا بُني ! إنّ الدعاء عند ذكرهم يُستجاب ، وإنّ الرحمة والبركة والغفران ، والرضى والرضوان ، تُحيط بالعبد إذا ذكرهم ، أو قال : عند الدعاء بأسمائهم ، وإنّ مَن ذكرهم في كل يوم ، وسأل الله تعالى حاجته قُضيت له ، لكن ينبغي لمن ذكرهم في قضاء مُهمٍّ أنْ يترضى عن كل واحد عند ذكر اسمه ، فيقول : محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم ، أبو بكر الصديق، رضي الله تعالى عنه ، عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه ، وهكذا إلى آخرهم ، فإنه أنجح للإصابة .
وعن زيد بن عقل رحمهم الله تعالى : قد انقطعت طريق بأرض المغرب في بعض السنين من سباع ضارية ، وانقطعت طريق أخرى من لصوص ، فما كنت أرى أحدا يخطر من تلك الطرق إلاّ هلك ، ولو كان في عدد / عديد 3 أ وقد ضاعت في إحدى الطرق أحدا ، استقرينا ذلك ، فبينما نحن جلوس في بعض الأيام، إذ أقبل رجل من تلك الطرق، ومعه تجارة عظيمة ، وليس معه إلاّ عبده ، وهو يحرك شفته كالذي يتلو بعض الأسماء ، فابتدره والدي ، وقال: إنّ لهذا شأناً عظيما ، ونظرنا خلفه ، فلم نر معه أحدا غير عبده ، فقال له والدي : سبحان الله ! كيف سَلِمت بتجارتك ، وأنت وحدك ، والطريق مقطوعة منذ أيام من اللصوص والسباع ؟!
فقال : أما يكفيك أني دخلت هذه الطريق بجيش ، دخل بهم رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ولقي بهم أعداءه ، ونصره الله بهم ؟
فقال والدي : وأي جيش أدركت أنت من أصحاب رسول الله ؟
فقال : أدركت أصحاب بدر ، رضي الله تعالى عنهم ، ودخّلتهم معي هذه الطريق المخيفة ، فما كنت أخاف لصاُ ولا سبعا .
فقال له والدي : سألتك بالله أنْ تكشف لي عن قضيتك ,
فقال : اعلم ـ يرحمك الله ـ أني كنت أمير قوم لصوص، نقطع الطريق ، ولا تمرّ بنا قافلة إلاّ نهبناها ، ولا تجارة إلاّ أخذناها ، فبينا نحن ليلة من الليالي إذ جاءت إلينا جواسيسنا ، وأخبرونا [ أنَّ ]التاجر خارج بتجارة عظيمة ، ومعه خمسة عشر رجلا ، فلمَّـا سمعنا ذلك حملنا عليهم ، فقتلنا من أتباعه عشرة رجال ، ثم أقبل علينا التاجر ، وقال : يا هؤلاء ! ما حاجتكم ، وما تريدون ؟ فقلنا : نريد أنْ نأخذ هذه التجارة ، فانج بمن بقي من أصحابك ، قبل أن يقع بكم مثل ما وقع بإخوانكم ، فقال لنا : كيف تقدرون على ذلك ، ومعي أهل بدر ، فقلت له إني لا أعرف بدرا ولا أصحابه ، فقال : الله أكبر ، ثم أخذ يتلو في أسماء لا أعرفها ، فأخذنا الرعب عند تلاوتهـا ، وانهزمنـا ، وثـارت علينا ريح شديدة ، وسمعنا / دكة ، وقعقعة سلاح ، واشتبات رماح ، وقائل 3ب يقول : استقبلوا أهـل بدر بصبر جميل ، فنظرت رجالا ، وأي رجال كالعقبان على خيول تسبق الريح ، فأحاطوا بنا ، فلمَّـا عاينت ذلك ، بادرت إلى صاحب التجارة ، وقلت : أنا مُستجير بالله وبك ، فقال : تُبتَ إليَّ من هذه الفعال ، فثبت على يديه ، وقد قتل من أصحابي بِعدة ما قُتل من أصحابه ، ثم إني لمَّـا أردت الانصراف عنه سألته ، فعلمني أسماء أهل بدر ، فمنذ عرفتها لم أحتج إلى غفارة أحد من الخلق، لا في البر ، ولا في البحر ، وبها جئت من هذه الطريق ، كما رأيتني ، فكل مَن رآني من لص أو سبع ، حاد عن طريقي ، فلله الحمد ، وهذا سبب خروجي وحدي ، انتهى .
وحكى بعضهم أنه خرج يريد الحج إلى بيت الله الحرام ، فكتب أسماء أهل بدر في قرطاس ، وجعله في اسكفة الباب ، وكان صاحب مال ، فلمَّـا سافر جاء اللصوص إلى داره ، ليأخذوا ما فيها ، فلمَّـا صعدوا السطح سمعوا حديثا ، وقعقعة سلاح ، فرجعوا ، ثم أتوا الليلة الثانية ، فسمعوا مثل ذلك ، ثم مرّة أخرى ، فسمعوا مثل ذلك ، فتعجبوا وانكفّوا ؛ حتى جاء الرجل من الحج ، فجاء رئيس اللصوص ، وقال له : سألتك بالله أنْ تخبرني ما صنعت في دارك من التحفظات ، قال : ما صنعت شيئا غير أني كتبت قوله تعالى : ﴿وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ ﴾ ، وكتبت أسماء أهل بدر بأسرهم ، فهذا ما جعلت في داري ، فقال ذلك اللص : كفاني ذلك فائدة .
وأخبر بعض مَن ركب البحر من المغاربة ، قال : خرجت مسافرا إلى مدينة سبتة في سفينة كبيرة ، وكان فيها خلق كثير ، فهاج بنا البحر ، واشتدت الرياح ، وعظمت الأمواج ؛ حتى أشرفنا على الغرق ، وكُنَّـا بين باكٍ وداعٍ ومُتضرع ، فقال لي بعض أصحابي : إنّ في السفينة رجلا مجذوبـا ، فهل لك / أنْ تذهب إليه ، وتسأله لنا الدعاء ، فذهبت إليه ، فإذا هو نائم ، فقلت 4أ في نفسي: إلى هذا أرسلوني ! لو كان لهذا المسكين عقل ما نام ، ونحن في هذه الحالة ، ثم وكزته برجلي ، فأفاق ، وهو يرعد ، ويقول : بسم الله الذي لا يضرُّ مع اسمه شيء في الأرض ، ولا في السماء ، وهو السميع العليم ، فقلت له : يا عبد الله ! ما ترى ما نحن فيه ؟! فضحك ولم يجبني ، فكلمته مرة ثانية ، فقال : هاك هذا القرطاس، واجعله في مقدم السفينة، وشرفه إلى الريح من حيث تأتي ، فأخذته ، وجعلته كما أمرني ، فكشف الله تعالى عن بصري ، وإذا برجال أخذوا بطرف السفينة ، وجرّوها إلى البرِّ ، وركزوها في الرمل ، وسرنا ، والذي كان مكتوبا في تلك الورقة أسماء أهل بدر ، فصرنا نتلوا في أسمائهم ؛ حتى وصلنا مقصدنا سالمين ، رضي الله عنهم أجمعين .
وذكر بعضهم ، قال : كان لي ولد من أحبّ الخلق إلي ، وكان ذا ديانة وتعفف ، فقتله ابن الوزير ظلما وعدوانا ، فطلبت ثأره ، فلم يأخذ أحد بيدي في ذلك ، فجعلت أسأل الله تعالى بأهل بدر صباحا ومساء ، وأستجير بهم في أخذ ثأري ؛ حتى ضاق صدري ، وأيست من أخذ الثأر ، فبينما أنا نائم ليلة من الليالي ، إذا رأيت رجلاً بهيئة سيئة ، وحالة مرضيّة ، وقائل يقول : أقدموا يا أهل بدر ، فتقدموا ، يتلو بعضهم إثر بعض ، فقلت في نفسي : سبحان الله ! هؤلاء أهل بدر الذين أستجير بهم في أخذ ثأر ولدي ، والله لأتبعنّهم ، أسير خلفهم ، إلى أنْ انتهوا إلى مكان مرتفع ، وجلس كل واحد منهم على كرسي من نور ، ورأيت قوما يدخلون عليهم ، يشكون إليهم أحوالهم ، فقلت في نفسي : ما لي لا أشكو لهم عن ولدي ، قال : فتقدمت إليهم ، وأخبرتهم بقضيتي ، وأنه لم يأخذ أحد بيدي في ثأر ولدي ، فقال أحدهم : لا حول ولا قوة إلاّ بالله العلي العظيم ، ثم التفت / إلى مَن كان معه وقال : أيكم يأتيني بخصم هذا 4ب المسكين، فذهب بعضهم ، فلم يكن غير هنيهة وإذا به قد أقبل ، والغريم معه ، فقال له : أنت الذي قتلت ابن هذا الرجل ؟ قال : نعم ، فقال له : وما حملك على قتله ؟ قال : ظلما وعدوانا ، فقال : إجلس إلى الأرض ، فجلس ، ثم أنه أعطاني خنجرا ، وقال : هذا غريمك ، اقتله كما قتل ولدك ، قال : وأخذته وذبحته ، ثم انتبهت من نومي ، وأصبح النهار ، فسمعت ضجة عظيمة ، والناس يقولون : قد أصبح ابن الوزير ذبيحا في فراشه ، ولم يُعرف قاتله .
وذكر العسقلاني ، قال : أُسِر ابن عمٍّ لي في بلاد المشركين ، فطلب الروم في فدائه مالا كثيرا ، فلم نطق إعطاءه ، فأرسلت إليه بأسماء أهل بدر في قرطاس ، وأوصيته بحفظها بهم ، قال : فأطلقه الله تعالى من غير فداء ، فلمَّـا قدم إلينا سألناه عن ذلك ، فقال : لمَّـا وصلت إليّ تلك الأسماء ، فعلت بها كما أمرتني ، فاستشأموني ، فجعلوا يتبايعونني ، وكان كل مَن اشتراني تصيبه مصيبة ، فنقصت في الثمن ، حتى باعوني بسبعة دنانير ، فما مضى على مَن اشتراني بذلك غير ثلاثة أيام ؛ حتى أُصيب بأعظم مصيبة ، فأخذني ، وجعل يعذبني بأنواع العذاب ، ويقول لي : أنت ساحر ، وأنا لا أبيعك ، وسأتقرب بك للصليب ، فما لبث قليلا حتى دهمته دابة فهشمت وجهه، فمات من حينه ، قال : فأخذ ابنه يعذبني بأنواع العذاب ، واشتهر خبري بين الناس ، فقالوا له أَخرج هذا الأسير من بلدتنا ، وأبى إلاّ قتلي بالعذاب ، فما مضى ثلاثة أيام حتى جاء خبر سفينة الملك أنها ضاعت ، وكان فيها ابن الملك ، وأموال عظيمة ، فلمَّـا بلغ ذلك الخبر إلى الروم، جاءوا إلى الملك ، وأخبروه بسائر ما كان من شأني ، وقالوا له : متى مكث هذا المسلم في أرضنا هلكنا ، نحن لا نشك أنه من أولاد الأنبياء ، فأرسله / أيها الملك إلى أهله ، فعند ذلك أطلقني الملك ، وأعطاني 5أ مائة دينار ، وجهزني إلى بلادي ، فهذا سبب فكاكي من الأسر ، والحمد لله على ذلك .
وفضائلهم كثيرة ، ومناقبهم شهيرة ، نفعنا الله بحبّهم ، وحشرنا معهم ، تحت لواء سيدنا محمد ، صلى الله عليه وسلم ، فهذه أسماؤهم ثلاثمائة وثلاثة وستون ، فالمهاجرون من ذلك أربعة وتسعون ، والباقون أنصار رسول الله صلى الله عليه وسلم ، الأوس منهم أربعة وسبعون ، والخزرج مائة وخمسة وتسعون ، فعلامة المهاجر صورة هاء بالحمرة ، وعلامة الأوس مدة بالحمرة ، وعدم العلامة علامة الخزرج ، والشهداء من ذلك أربعة عشر صحابيا : ستة من المهاجرين ، وثمانية من الأنصار ، والشهيد منهم يُكتب اسمه بالحمرة ، والله تعالى أعلم .

محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وشرّف ، وعظّم ، وكرّم .
حرف الألف
أُبيُّ بن كَعْب
الأخْنس السُّلَمي
الأرقم بن أبي الأرقم
أسعد بن يزيد
أنس بم مُعاذ
أُنيس بن قتادة
أَنَسَة مولى رسول الله
أوس بن ثابت
أوس بن خَوْلي
أوس بن الصامت
إياس بن أوس
إياس بن البُكيْر
حرف البــاء
البَراء بن مَعْرور
بُجير بن أبي بُجير
بحاث بن ثعلبة
بَسْبسة بن عمرو
بِشر بن البراء
بشير بن سعد
بِلال بن رباح
حرف التــاء
تميم بن يعار
تميم مولى خِراش
تميم مولى غَنْم بن السّلم
حرف الثـاء
ثابت بن أقرم
ثابت بن ثعلبة
ثابت بن خالد
ثابت بن عمرو
ثابت بن هزال
ثعلبة بن حاطب
ثعلبة بن عمرو
ثعلبة بن عنمة
ثقف بن عمرو
حرف الجيم
جابر بن عبد الله بن رئاب
جبر بن عتيك
جبار بن صخر
جُبير بن إياس
جابر بن عبد الله بن عمرو
حرف الحـاء
/ الحارث بن أنس بن مالك 5 ب
الحارث بن أوس بن رافع
الحارث بن أوس بن معاذ
الحارث بن حاطب
الحارث بن خزمة الخزرجي
الحارث بن خزمة الأوسي
الحارث بن أبي خزمة
الحارث بن الصمة
الحارث بن عرفجة
الحارث بن قيس الأوسي
الحارث بن قيس الخزرجي
الحارث بن النعمان
حارثة بن سراقة
حارثة بن حُمَيْر
حارثة بن النعمان
حاطب بن أبي بلتعة
حاطب بن عمرو
الحباب بن المنذر
حبيب بن الأسود
حِرام بن ملحان
حُريث بن زيد
الحصين بن الحارث بن المطلب
حمزة بن عبد المطلب
حمزة بن الحُمَير
حرف الخــاء
خارجة بن زيد
خالد بن البُكير
خالد بن قيس
خباب بن الأرتّ
خباب مولى عتبة
خُبيب بن إساف
خِداش بن قَتادة
خِراش بن الصمة
خُريم بن فاتك
خَلاّد بن رافع
خلاّد بن سويد
خلاّد بن عمرو
خلاّد بن قيس
خليفة بن عَديّ
خُنيس بن حُذافة
خُليد بن قيس
خَوَّات بن خُيير
خَوْلي بن أبي خولي
حرف الذال
ذكوان بن عُبيد
ذو الشِّمالين بن عبد عمرو .
حرف الراء
راشد بن المُعلى
رافع بن المعلى
رافع بن الحارث
رافع بن عنجدة
رافع بن مالك
رافع بن يزيد
رِبعي بن رافع
الربيع بن إياس
ربيعة بن أكثم
رخيلة بن ثعلبة
رِفاعة بن الحارث
رفاعة بن رافع
رفاعة بن عمرو
رِفاعة بن عبد المنذر .
حرف الزاي
الزبير بن العوام
زياد بن السكن
زياد بن عمرو
زياد بن لبيد
زيد بن أسلم
زيد بن حارثة
زيد بن الخطاب
زيد بن المزين
زيد بن وديعة
زيد بن المعلى
حرف السين
/ سالم بن عُمير 6أ
سالم مولى أبي حُذيفة
السائب بن عثمان بن مظعون
سبرة ابن فاتك
سُراقة بن عمرو
سراقة بن كعب
سعد بن أبي وقاص
سعد بن خولة
سعد بن خيثمة
سعد بن زيد الأوسي
سعد بن زيد المهاجر
سعد بن الربيع
سعد بن سعد
سعيد بن سهل
سعد بن عبادة
سعد بن عُبيد
سعد بن عثمان
سعد بن معاذ
سعد مولى حاطب
سفيان بن بشر
سلمة بن أسلم
سلمة بن ثابت
سلمة بن سلامة
سليط بن قيس
سُليم بن الحارث
سُليم بن عمرو
سليم بن قيس
سليم بن مليحان
سماك بن سعد
سنان بن صيفي
سنان بن أبي سنان
سهل بن حُنيف
سهل بن رافع
سهل بن عتيك
سهل بن قيس
سهيل بن وهب
سهيل بن رافع
سواد بن رزن
سواد بن غزية
سويبط بن حرملة
حرف الشين
شجاع بن وهب
شريك بن أنس
شَمَّاس بن عثمان
حرف الصـاد
صُبيح مولى العاصي
صفوان بن وهب
صيفي بن سواد
صُهيب بن سنان
حرف الضاد
الضحاك بن حارثة
الضحاك بن عمرو
ضَمُرَة بن عمرو
حرف الطاء
الطفيل بن الحارث
الطفيل بن مالك
الطفيل بن النعمان
طلحة بن عبيد الله
طُليب بن عُمير
حرف العين
عاصم بن ثابت
عاصم بن عدي
عاصم بن البُكير
عاصم بن قيس
عاقل بن البُكير
عامر بن ربيعة
عامر بن أُميّة
عامر بن البُكير
عامر بن سعد
عامر بن سلمة
عامر بن فُهيرة
عامر بن مُخلد
عامر بن السكن
عبَّاد بن بشر
عبَّاد بن قيس
عُبادة بن الصامت
عبد الله بن قيس
عبد الله بن ثعلبة
عبد الله بن جُبير
عبد الله بن جحش
/ عبد الله بن الجد 6 ب
عبد الله بن الحمير
عبد الله بن الربيع
عبد الله بن رواحة
عبد الله بن زيد
عبد الله بن سُراقة
عبد الله بن سلمة
عبد الله بن سهل
عبد الله بن سُهيل
عبد الله بن شَريك
عبد الله بن طارق
عبد الله بن عامر
عبد الله بن مناف
عبد الله بن عرفطة
عبد الله بن عمرو
عبد الله بن عُمير
عبد الله بن قيس
عبد الله بن كعب
عبد الله بن مخرمة
عبد الله بن مسعود
عبد الله بن مظعون
عبد الله بن النعمان
عبد الرحمن بن جبر
عبد الرحمن بن عوف
عبد رب بن حق
عبدة بن الحسحاس
عبس بن عامر
عائذ بن مامض
عُبيد بن أوس
عُبيد بن التيهان
عُبيد بن زيد
عبيد بن أبي عبيد
عبيدة بن الحارث
عتبان بن مالك
عتبة بن ربيعة
عتبة بن عبد الله
عتبة بن غزوان
عثمان بن عفان
عثمان بن مظعون
العجلان بن النعمان
عدي بن أبي الزغباء
عصمة بن الحصين
عُصيمة الأشجعي
عطية بن نويرة
عقبة بن عامر
عقبة بن عثمان
عقبة بن وهب الأنصاري
عقبة بن وهب المهاجر
عكاشة بن محصن
علي بن أبي طالب
عمار بن ياسر
عمارة بن حزم
عمارة بن زياد
عمر بن الخطاب
عمرو بن إياس
عمرو بن الجموح
عمرو بن الحارث المهاجر
عمرو بن الحارث الأنصاري
عمرو بن سراقة
عمرو بن أبي سرح
عمرو بن طلق
عمرو بن قيس
عمرو بن معبد
عمرو بن معاذ
عمرو بن ثعلبة
عُمير بن حرام
عُمير بن الحمام
عمير بن عامر
عمير بن عوف
عمير بن أبي وقاص
عوف بن الحارث
عويم بن ساعدة
عياض بن زهير
حـرف الغين
غنَّـام بن أوس
حرف الفاء
الفاكه بن بشر
فروة بن / عمرو 7أ
حرف القاف
قتادة بن النعمان
قدامة بن مظعون
قطبة ابن عامر
قيس بن عمرو
قيس بن محصن
قيس بن مخلد
حرف الكاف
كعب بن جمَّار
كعب بن زيد
حرف اللام
لُبدة بن قيس
حرف الميم
مالك بن أبي خولى
مالك بن الدخشم
مالك بن ربيعة
مالك بن رِفاعة
مالك بن عمرو
مالك بن قدامة
مالك بن مسعود
مالك بن نميلة
مبشر بن عبد المنذر
المجذر بن زياد
محرز ابن عامر
محرز بن نضلة
محمد بن مسلمة
مدلاج بن عمرو
مرثد بن أبي مرثد
مسطح بن أثاثة
مسعود بن أوس
مسعود بن خلدة
مسعود بن ربيعة
مسعود بن زيد
مسعود بن سعد
مسعود بن عبد سعد
مصعب بن عمير
معاذ بن جبل
معاذ بن الحارث
معاذ بن الصمة
معاذ بن عمرو
معاذ بن ماعض
معبد بن عباد
معبد بن قيس
معتب بن عبيد
معتب بن عوف
معتب بن قشير
معقل بن المنذر
معمر بن الحارث
معن بن عدي
معن بن يزيد
معوذ بن الحارث
معوذ بن عمرو
المقداد بن الاسود
مليل بن وبرة
المنذر بن عمرو
المنذر بن قدامة
المنذر بن محمد
مهجع بن صالح .
حرف النون
نصر بن الحارث
النعمان بن الأعرج
النعمان بن سنان
نعمان بن عمرو
النعمان بن عبد عمرو
النعمان بن خرمة
النعمان بن عصر
النعمان بن مالك
نُعيمان بن عمرو
نوفل بن عبيد الله
حرف الهاء
هانئ بن نيار
هُبيل بن وبرة
هلال بن المعلى
حرف الواو
واقد بن عبد الله
ورقة بن إياس
وديعة بن عمرو
وهب بن سعد
وهب بن أبي سرح
حرف الياء
يزيد بن الاخنس
/ يزيد بن الحارث 7ب
يزيد بن حرام
يزيد بن رقيش
يزيد بن السكن
يزيد بن المنذر
الكنى
أبو أيوب
أبو الأسوار
أبو بكر الصديق
أبو حبّة بن ثابت
أبو حنَّة بن مالك
أبو حبيب بن زيد
أبو حذيفة بن عتبة
أبو حسن الأنصاري
أبو خارجة
أبو خلاَّد
أبو خُريمة
أبو داود
أبو دجانة
أبو سبرة
أبو سليط
أبو سلَمة
أبو سِنان
أبو شيخ بن أبي ثابت
أبو صِرمة
أبو ضِياح
أبو طلحة
أبو عبيدة بن الجراح
أبو عقيل
أبو قتادة
أبو كبشة
أبو لُبانة
أبو مخشي
أبو مرثد
أبو مسعود البدري
أبو مُليل
أبو الهيثم
أبو اليسر

وقد تمت باليُمن أسماء الصحابة البدريين
رضوان الله تعـــالى
عليهم أجمعين
آمين
[أسماء الصحابة البدريين تأليف: عبد اللطيف بن محمد الدمشقي



Keutamaan ahlul badar oleh al habib umar ibin hafiz



Semuga bermanfaat.


Teks nama" ahlul badar lanjut》》》
Sholawat badar oleh kiai ali  mansur siddiq lanjut 》》》

Sholawat badar syikh ali mansur shiddiq

Teks Shalawat Badar
Versi arab

Kamis, 18 Juli 2019

Sunah" sesudah kelahiran bayi


Sunah" sesudah kelahiran bayi


  • 1. Men tahnik bayi dengan kurma dan mendoakan keberkahan kepadanya


Tak banyak orangtua yang memahami bahwa tahnik adalah sunnah Nabi yang sangat dianjurkan saat bayi baru lahir.
Tahnik adalah memasukkan kunyahan/lumatan buah kurma ke dalam mulut bayi yang baru lahir dan menggosokkannya dengan lembut di langit-langit mulut bayi sampai seluruh bagian dari mulut bayi tersebut terolesi dengan sari buah kurma. Jika kurma sulit untuk didapat, boleh diganti dengan sari kurma yang sudah jadi atau madu.
Jika ada yang bertanya.
Apakah tidak bahaya bagi bayi?
Bayi yang baru lahir terutama bayi yang lahir prematur atau bayi dengan berat lahir kurang, memiliki kandungan glukosa yang sangat kecil dalam darahnya (umumnya hanya di bawah 30mg per 100 ml darah). Jika kekurangan zat gula ini tidak segera dipenuhi, biasanya bayi akan mudah menolak ASI ibunya, otot-ototnya lemas, gangguan syaraf, bahkan berujung pada kematian. Biasanya, dokter akan memberikan tambahan zat gula pada bayi baru lahir yang kurang berat badannya atau prematur mellaui infus atau langsung melalui mulut. 
Dan tahukah anda kurma adalah penghasil glukosa yang sangat baik dan bagus untuk kesehatan bayi. Men tahnik bayi dengan kurma dapat memperkuat otot-otot mulut bayi sehingga bayi akan kuat menyusu pada ibunya. Dan ketika bayi kuat menyusu, maka insya Allah ASI akan menjadi lancar dan berlimpah.
Dalil-dalil disunnahkannya mentahnik bayi :
Dari Abu Burdah dari Abu Musa beliu berkata: “Telah lahir anakku, lalu aku membawanya dan mendatangi Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam , lalu belia memberinya nama Ibrahim dan kemudian men- tahnik -nya dengan kurma.” Imam Bukhari menambahkan: “dan beliau mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.” (RA Bukhari & Muslim)
Dari Asma’ binti Abu Bakar, ia berkata bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah bin Zubair di Mekkah : “Aku keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke Madinah, kemudian aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah, maka Rasulullah menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, dan beliau meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah bin Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam (Rasulullah mentahniknya), dan kemudian beliaupun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.”

  • 2. Melaksanakan aqiqah dan mencukur rambut bayi .


Islam mensyariatkan penyembelihan aqiqah untuk bayi yang baru dilahirkan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah (berupa kelahiran bayi). Dan para ulama berbeda pendapat dalam menghukuminya, apakah hal ini wajib atau sunnah. Mayoritas ulama, dan ini adalah pendapat yang paling rajih, hukum aqiqah untuk bayi yang baru lahir adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat ditekankan atau dianjurkan.
Sebagaimana sabda Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam :
“Setiap anak yang baru lahir tergadai dengan aqiqahnya, (sampai) disembelihkan (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Waktu pelaksanaan aqiqah yang palingutama adalah pada hari ketujuh darikelahirannya. Jika telah lewat, maka pada hari ke empat belas. Jika lewat juga, maka pada hari ke dua puluh satu. Jika lebih dari itu, maka tidak termasuk dalam sisi keutamaannya, namun tidak mengapa. Sedangkan jumlah kambing sembelihan yang sunnahnya adalah dua kambing untuk anak laki-laki, dan seekor kambing untuk anak perempuan. Namun jika tidak mampu, maka satu kambing pun cukup baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Dan untuk masalah mencukur rambut bayi yang baru lahir ini yang benar adalah mencukur seluruh rambut yang ada di kepala, bukan hanya sebagiannya saja. Disunnahkan setelah mencukur rambut adalah memberi wewangian dan mengusapkannya pada kepala bayi. Rambut yang dicukur tadi kemudian ditimbang dan hasilnya disetarakan dengan perak yang kemudian disedekahkan untuk fakir miskin.

  • 3. Memberi nama yang baik dan indah


Dari Abu Dawud, dengan isnad yangshahih dari Abu Darda’, ia berkata bahwaRasululullah Shallallaahu ‘alaihi wasallambersabda : “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan menggunakan nama-nama kalian dan dengan nama-nama bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian.” Hendaknya orangtua memberikan nama- nama yang baik kepada anak-anak mereka, agar anak-anak jauh dari cemoohan dan ejekan. Dan jangan lupa, bahwa nama adalah do’a dari orangtua kepada anak-anaknya. Maka berikanlah nama yang baik sebagai do’a yang baik pula untuk anak-anak kita. Gunakanlah nama-nama Islami yang diajarkan oleh Rasulullah, dan jauhi penggunaan nama- nama yang menyerupai penamaan orang orang kafir.
  • 4. Memberikan penyusuan sempurna sampai 2 tahun


  • 5. Mendoakan kebaikan dan keberkahanbagi bayi 


serta menjauhkan diri dari memasang jimat-jimat Haram hukumnya memasangkan kalung atau jimat-jimat dalam tubuh seorang anak dengan alasan untuk perlindungan anak tersebut. Yang diperbolehkan adalah melindungi anak dengan doa-doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Sumber
 .ال هيشا
di pusting oleh hidayat uwaes alqarani pada 28 desember 2013

Rabu, 17 Juli 2019

20 kata mutiara yang menyejukkan hati

Untayan mutiara  bagi yang memangkunya dengan hatinya.

  1. ) Jangan sekali-kali kita meremehkan sesuatu perbuatan baik walaupun hanya sekadar senyuman.
  2. ) Dunia ini umpama lautan yg luas. Kita adalah kapal yg belayar di lautan telah ramai kapal karam didalamnya.. andai muatan kita adala iman, dan layarnya takwa, nescaya kita akan selamat dari tersesat di lautan hidup ini.
  3. ) Hidup tak selalunya indah tapi yang indah itu tetap hidup dalam kenangan.
  4. ) Setiap yang kita lakukan biarlah jujur kerana kejujuran itu telalu penting dalam sebuah kehidupan. Tanpa kejujuran hidup senatiasa menjadi mainan orang.
  5. ) Hati yg terluka umpama besi bengkok walau diketuk sukar kembali kepada bentuk asalnya.
  6. ) Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada kekuasaan ilmu.
  7. ) Ikhlaslah menjadi diri sendiri agar hidup penuh dengan ketenangan dan keamanan. Hidup tanpa pegangan ibarat buih-buih sabun. Bila'bila masa ia akan pecah.
  8. ) Kegagalan dalam kemuliaan lebih baik dari pada kejayaan dalam kehinaan. Memberi sedikit dengan hati yang ikhlas pula lebih mulia dari memberi dengan banyak tapi diiringi dengan riak.
  9. ) Tidak ada insan (manisia) suci yang tidak mempunyai masa lampau dan tidak ada insan yang berdosa yang tidak mempunyai masa depan.
  10. ) Kata-kata yang lembut dapat melembutkan hati yang lebih keras dari batu.Tetapi kata-kata yang kasar dapat mengasarkan hati yang lunak seperti sutera.
  11. ) Lidah yang panjangnya tiga inci boleh membunuh manusia yang tingginya enam kaki.
  12. ) Agama tidak pernah mengecewakan manusia. Tetapi manusia yang selalu mengecewakan agama.
  13. ) Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya.
  14. ) Keikhlasan itu umpama seekor semut hitam di atas batu yang hitam di malam yang amat kelam. Semut itu wujud tapi amat sukar dilihat.
  15. ) Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.
  16. ) Seseorang yang bijak melahirkan kata-kata selalunya disanjung sehingga dia mula bercakap kosong
  17. ) Harta akan habis digunakan tanpa ilmu tetapi sebaliknya ilmu akan berkembang jika ilmu itu digunakan.
  18. ) Kekayaan bukanlah satu dosa dan kecantikan bukanlah satu kesalahan. Oleh itu jika anda memiliki kedua-duanya janganlah anda lupa pada Yang Maha Berkuasa.
  19. ) Sahabat yang tidak jujur ibarat dapur yang berhampiran. Jikalau pun kamu tidak terkena jelaganya sudah pasti akan terkena asapnya.
  20. ) Mengapa manusia gemar mencetuskan perselisihan, sedangkan manusia itu sendiridilahirkan dari sebuah kemesraan


By:
Hidayat Uwaes Alqarani


A